Penelitian: Hampir Sepertiga dari Semua Spesies Air Tawar Akan Punah pada Tahun 20120

Penelitian: Hampir Sepertiga dari Semua Spesies Air Tawar Akan Punah pada Tahun 20120

Share

Keanekaragaman hayati Bumi kita terus menurun akibat perubahan iklim, penggundulan hutan, perburuan, polusi, dan sejumlah gangguan akibat aktivitas manusia.

Untuk memperkirakan berapa lama waktu yang dibutuhkan biota di Bumi untuk pulih, para peneliti menganalisis kecepatan spesiasi setelah peristiwa kepunahan yang membunuh dinosaurus 66 juta tahun lalu.

Analisis tersebut, yang diterbitkan baru-baru ini di jurnal Communications Earth and Environment, menunjukkan bahwa perlu berjuta-juta tahun bagi keanekaragaman hayati planet ini untuk pulih.

Meskipun dinosaurus adalah satu-satunya kelompok hewan utama yang musnah sepenuhnya, tabrakan asteroid yang bertanggung jawab atas peristiwa kepunahan Kapur-Paleogen juga merusak keanekaragaman mamalia, reptil, serangga, dan banyak lagi.

Secara total, para peneliti memperkirakan peristiwa itu memusnahkan lebih dari tiga perempat dari semua spesies di Bumi.

Untuk mengukur kerugian yang dipicu oleh peristiwa kepunahan, serta tingkat pemulihan setelahnya, para peneliti berfokus pada biota air tawar.

Lebih khusus lagi, para ilmuwan menganalisis 3.387 fosil dan spesies siput hidup yang ada di Eropa selama 200 juta tahun terakhir.

Dataset memungkinkan para peneliti untuk memperkirakan tingkat di mana spesies menghilang dan spesies baru muncul.

Menggunakan data modern tentang kepunahan di antara spesies air tawar, para peneliti memperkirakan bahwa pada tahun 2120, hampir sepertiga dari semua spesies air tawar akan punah.

“Hilangnya spesies memerlukan perubahan dalam komunitas spesies dan, dalam jangka panjang, ini memengaruhi seluruh ekosistem,” kata penulis utama penelitian, Thomas Neubaue,r dalam siaran persnya, seperti dilaporkan kantor berita UPI.

“Kami mengandalkan lingkungan air tawar yang berfungsi untuk menopang kesehatan manusia, nutrisi dan pasokan air tawar,” kata Neubauer, yang juga seorang peneliti postdoctoral di Naturalis Biodiversity Center di Belanda.

Tabrakan asteroid yang membunuh dinosaurus berlangsung dalam hitungan detik, tetapi dampak iklim dan ekologis berlangsung lama.

Analisis fosil terbaru menunjukkan tingkat kepunahan tetap tinggi selama hampir 5 juta tahun. Itu 12 juta tahun sebelum tingkat keanekaragaman hayati pulih dan keseimbangan ekologi dipulihkan.

Menurut Neubauer, bahkan jika dampak aktivitas kita terhadap biota dunia berhenti hari ini, tingkat kepunahan spesies kemungkinan akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lama.

“Mempertimbangkan bahwa krisis keanekaragaman hayati saat ini berlangsung jauh lebih cepat daripada peristiwa kepunahan massal 66 juta tahun lalu, masa pemulihannya mungkin lebih lama lagi. Kendati usia hidup kita relatif singkat di Bumi ini, kami memastikan bahwa segala aktivitas kita selama hidup akan berdampak hingga ke jutaan tahun berikutnya,” simpul Neubauer.(UPI/LIG)

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *