Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengatakan akan membentuk satuan baru untuk menyelidiki laporan tentang keberadaan UFO di wilayah udara terbatas.
Pembentukan satuan itu terjadi setelah pemerintah AS merilis laporan pada bulan Juni lalu, yang mencakup 144 pengamatan, yang memuat kesimpulan ihwal adanya kekurangan data yang cukup untuk menentukan sifat benda terbang misterius.
Kantor berita Reuters melaporkan bahwa satuan baru bernama Airborne Object Identification and Management Synchronization Group akan diawasi oleh Wakil Menteri Pertahanan untuk Intelijen, Direktur Staf Gabungan dan pejabat dari Kantor Direktur Intelijen Nasional.
Wakil Menteri Pertahanan AS, Kathleen Hicks, mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah bahwa kehadiran fenomena udara tak dikenal atau unidentified aerial phenomenon (UAP) di wilayah udara terbatas dinilai menimbulkan potensi risiko keselamatan penerbangan bagi awak pesawat dan meningkatkan potensi masalah keamanan nasional.
Pihak Pentagon menyatakan satuan baru ini akan menggatikan US Navy’s Unidentified Aerial Phenomena Task Force, dan akan bekerja untuk mendeteksi, mengidentifikasi dan mengaitkan objek, menilai dan mengurangi ancaman terkait.
Sementara itu, Kepala NASA, Bill Nelson, berpendapat bahwa kita tidak sendirian di alam semesta—atau multi-alam semesta, dalam hal ini.
“Pendapat pribadi saya adalah bahwa alam semesta sangat besar, bahkan ada teori bahwa mungkin ada alam semesta lain. Jika seperti itu, saya tak akan bilang bahwa planet Bumi adalah satu-satunya lokasi bentuk kehidupan yang beradab dan terorganisir. Apakah ada planet Bumi lain di luar sana? Saya tentu berpikir begitu, karena alam semesta begitu besar,” jelas Nelson, dalam sebuah wawancara.
Nelson menekankan pencarian kehidupan di luar bumi sebagai bagian dari eksplorasi NASA, seraya mengatakan bahwa para pilot Angkatan Laut AS telah melaporkan lebih dari 300 penampakan benda terbang tak dikenal sejak tahun 2004.(RTR/WAK)

Hobi menyusun kata dan susur gua