Pada libur Lebaran ini, kembali viral soal sampah yang berserakan di rumput sintetis dan beberapa titik Kawasan Alun-Alun Bandung. Hal ini tentu membuat sibuk petugas kebersihan.
Di sejumlah media online netizen berkomentar pedas. Rata-rata menyoroti perilaku para pengunjung yang tidak terpuji tersebut. Namun ada pula yang mengritisi pemerintah setempat yang tidak menyediakan tepat sampah yang cukup banyak.
Pola hidup bersih sebenarnya tidak bergantung pada penyediaan fasilitas. Setidaknya, kalaupun fasilitas di ruang publik tidak memadai, sampah yang dihasilkan secara pribadi sebaiknya dibawa dulu untuk kemudian dibuang setelah menemukan tempat sampah.
Dari sejumlah literatur yang dibaca Tepas.id, menyebutkan bahwa kebiasaan apa pun akan memiliki latar belakang dari kehidupan masa lalunya. Terutama pola asuh sejak dini, akan berpengaruh besar pada perilaku di masa lalu.
Jika sejak dini seorang anak sudah dibiasakan membuang sampah pada tempatnya, maka hal tersebut akan terekam di alam bawah sadarnya, sehingga akan terbawa sampai ia dewasa.

Dari ratusan pengunjung Alun-Alun Bandung pada Kamis (05/05) Tepas.id mengamati salah seorang pria yang memasukkan sampah bekas bungkus makanannya ke dalam kantong kresek. Dibantu dua anaknya yang masih kecil, pria ini berkemas merapikan semua bekas sampahnya dan sementara dibawa dalam kantong kresek yang akan dibuangnya jika sudah menemukan tempat sampah yang memadai.
Pria asal Cileunyi, yang mengaku Bernama Jajang ini mengatakan, sejak anak-anaknya usia balita, sudah menerapkan disiplin dalam membuang sampah, sehingga buah hatinya yang kini berusia 10 dan 7 tahun itu, di manapun, berada selalu berupaya membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan.
“Udah sejak kecil anak saya dididik buang sampah dengan benar. Kebetulan orangtua saya, dulu juga kayak gitu, kang. Jadi ya, udah kebiasaan sih intinya mah,” kata Jajang.
Menurut Jajang walau disediakan ratusan tempat sampah, kalau pribadi-pribadi yang datang ke Alun-Alun Bandung tidak disiplin, tetap saja percuma. Karena menurut Jajang kebiasaan itu lebih utama ketimbang aturan. “Walau aturannya ketat, kalau pribadi-pribadi yang datang gak disiplin mah, tetep aja repot. Ketimbang sarana-prasarana mending diupgrade dulu manusianya,” kata Jajang sambil memasukkan bekas sampahnya yang terbungkus kantong kresek pada saku luar ranselnya. (DDY/SFL/MIM)

Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.