Otoritas Prancis sedang bersiap untuk menawarkan layanan taksi terbang kepada orang-orang yang menghadiri Olimpiade Musim Panas Paris pada tahun 2024. Jika taksi tersebut benar-benar digunakan di ibu kota Prancis, itu dapat menandai kehadiran teknologi terbang besar pertama di dunia nyata.
Beberapa pengembang taksi udara menghadiri Paris Air Show baru-baru ini untuk memamerkan produk mereka dan mencari dukungan dari kalangan industri. Salah satu perusahaan yang hadir adalah Volocopter dari Jerman, yang berencana menawarkan layanan taksi terbang selama Olimpiade.
Namun sejauh ini, belum ada pembuat taksi udara yang mendapat persetujuan pemerintah untuk meluncurkan layanan jasanya di Prancis. Volocopter berharap menjadi yang pertama. Namun, perusahaan masih perlu menjalankan pesawatnya melalui uji cuaca intensif dan memberikan ribuan halaman dokumentasi kepada Badan Keamanan Penerbangan Uni Eropa.
Kepala perusahaan Volocopter, Dirk Hoke, mengaku kepada kantor berita Reuters bahwa mendapatkan persetujuan itu tidak akan mudah.
“Ini bukan jalan-jalan di taman untuk menjadi yang pertama,” katanya.
Volocopter berencana untuk melakukan tes taksi udara listriknya di lingkungan yang berbeda di Jerman bulan depan.
Hoke mengatakan bahwa selain kekhawatiran tentang persetujuan pemerintah, lingkungan perusahaan taksi udara juga menghadapi kesulitan terkait dengan perlambatan ekonomi yang mempengaruhi dunia.
Robin Riedel, yang memimpin Center for Future Mobility di perusahaan konsultan bisnis McKinsey, mengatakan kepada Reuters bahwa perusahaan yang dibentuk untuk mendukung proyek taksi udara telah kehilangan sekitar 30 persen nilainya dalam beberapa tahun terakhir. Selain itu, banyak investor telah memutuskan untuk memasukkan dananya ke bisnis drone daripada taksi terbang.
Pakar industri mengatakan mereka khawatir perjuangan mereka dapatmendorong lebih banyak masalah keuangan bagi banyak perusahaan lain yang terlibat dalam pengembangan taksi udara.
Hoke, yag mantan eksekutif puncak di industri penerbangan Airbus, telah memikirkan seseorang yang ia ingin menjadi pengendara pertama taksi terbangnya, yakni Presiden Prancis Emmanuel Macron.
“Itu akan sangat luar biasa,” kata Hoke kepada The Associated Press di Paris Air Show. Dia menambahkan: “Macron percaya pada inovasi mobilitas udara perkotaan. Itu akan menjadi pertanda kuat bagi Eropa untuk melihat seorang presiden terbang.”
Perjalanan taksi udara mungkin cenderung pendek dan mahal. Ini karena teknologi baterai yang terbatas sehingga membatasi jarak dan jumlah penumpang berbayar yang dapat diangkut oleh pesawat.
Kesuksesan jangka panjang taksi udara juga akan bergantung pada sistem yang efektif untuk mengatur semua lalu lintas udara yang menggunakan langit. Para ahli mengatakan sistem seperti itu akan membutuhkan teknologi baru untuk memberikan keamanan bagi semua penerbang. Seiring kemajuan industri, jumlah taksi udara dan drone diperkirakan akan mencapai jutaan.
“Ini akan menjadi pengalaman yang benar-benar baru bagi orang-orang,” sebut Hoke.
Dia menambahkan bahwa dua puluh tahun kemudian ketika seseorang melihat kembali apa yang berubah dan kemudian mereka menyebutnya revolusi.
“Dan saya pikir kita berada di tepi revolusi berikutnya,” tutur Hoke.[RTR/AP]

Hobi menyusun kata dan susur gua