Meski pada masa pandemi, Indonesia bisa bertahan dari badai ekonomi, Presiden Joko Widodo mengingatkan bahwa tahun 2023 masih menjadi tahun ujian. Hal tersebut diungkap Presiden Jokowi saat memberi sambutan, sekaligus arahan pada Rakornas Kepala Daerah dan FKPD se-Indonesia di Bogor, hari ini, Selasa (17/01).
Presiden mengungkapkan ujian ini tidak hanya bagi ekonomi Indonesia, namun juga ekonomi global. Presiden meminta kepada Kepala Daerah dari tingkat Provinsi sampai Kabupaten Kota untuk berhati-hati.
“Hati-hati, semuanya harus hati-hati. Harus bekerja keras semuanya. Mendeteksi informasi-informasi, dan data-data yang ada di lapangan. Sehingga jangan sampai kita keliru membuat kebijakan. Sekecil apa pun kebijakan itu harus berbasis pada data dan fakta-fakta di lapangan,” kata Presiden.
Hal tersebut dikatakan berdasarkan informasi yang disampaikan oleh Managing Director IMF Kristalina Georgieva, yang menyitir bahwa sepertiga negara di dunia diprediksi mengalami resesi.
Presiden meminta agar semua pihak memiliki frekuensi yang sama dalam menghadapi prediksi ini. Bahkan saat ini kata Presiden, mengatakan sudah ada 47 negara yang sedang ditangani IMF.
Harga pasar, inflasi, kebutuhan pokok dan penetapan tarif menjadi fokus presiden yang dipesankan pada Kepala Daerah agar selalu turun ke lapangan untuk mengecek hal tersebut.
“Tolong, Bupati Walikota, Gubernur, sering-sering masuk pasar. Cek betul di lapangan, apakah data yang diberikan itu sesuai dengan fakta-fakta di lapangan. Jangan sampai, dah gak musim lagi sekarang ini yang namanya bawahan ABS. Pak baik pak, gak ada yang naik pak, harga stabil pak. Saya ajak cek langsung ke lapangan,” tegas Jokowi. (MIM)
Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.
