Di awal masa pandemi, tepas.id sempat mewawancara Ekonom Unpas, Accuviarta Kartabi soal prospek ekonomi Indonesia di tengah pandemi covid-19 dengan segala pembatasan demi terciptanya Kesehatan yang lebih baik. Accu mengatakan sektor UMKM di masa pandemi covid-19 ini, sebenarnya bisa menjadi penopang ekonomi. Menurutnya perputaran ekonomi bawah bisa membuat ekonomi terus berjalan. Yang paling penting saat ini adalah, pemerintah memperhatikan sektor UMKM secara serius dengan memberi bantuan dan suntikan selama pandemi masih berlanjut.

Jawa Barat sebagai pusat wisata kuliner dengan menu kopi yang mulai tumbuh sejak tahun 2016 didorong oleh Gubernur saat itu, Ahmad Heryawan, sebenarnya terbawa imbas pandemi dengan pengetatan interaksi masyarakatnya selama PSBB tahun lalu dan PPKM pada tahun ini. Café yang beroperasi, terutama café besar di tahun 2020 banyak yang bertumbangan. Umumnya 40 persen dari jumlah karyawan harus dipangkas, karena sempat harus tutup dan setelah keran ekonomi dibuka pengunjung masih belum banyak. Menurut konsultan café ternama asal Bandung, Harris Komeng, bisnis café saat ini harap-harap cemas. Meski kran ekonomi sudah dibuka, namun imbas protokol Kesehatan, pengunjung café masih belum bagus. Oleh karenanya, masih banyak café yang sempat terjun bebas belum berani investasi kembali dengan modal yang besar. Namun demikian Komeng meyakini, kedai-kedai kopi kecil masih bisa bertahan hidup. Apalagi dengan sasaran mereka yang belanja online. Dengan fasilitas ojek online, mereka yang biasa nongkrong bisa beralih ngopi dengan pembelian daring.

Dari Pantauan tepas.id, kedai kedai kopi kecil di sekitar jalan menuju objek wisata Lembang masih terlihat hidup. Mereka bisa mengambil peran café-café besar yang belum sepenuhnya aktif. Begitu pula di sekitar Bandung dan Cimahi. Untuk skedar nongkrong ngopi, tidak kesulitan mencari kedai yang buka sore hingga jelang pukul 19, sesuai aturan PPKM. Sisa waktu sampai pukul 21, kopi bisa di-take away atau pesan via ojek online.

Meski tetap ada peluang bisnisnya, café saat ini tetap berada diambang krisis. Harus ada pembeda dan memiliki menu Unggulan kata Suseno, pemilik Café di Kota Cimahi. Seno menjelaskan pada tepas.id bila sebelum covid satu hari bisa punya omset 1 sampai 3 juta, pada saat ini bisa dapat 300 ribu rupiah per hari sudah cukup bagus. Bila mencapai 500 ribu rupiah sudah paling top. Kalau diakumulasikan dalam sebulan, sebenarnya masih cukup megap-megap karena harus membayar karyawan, menyediakan stok bahan baku dan lain-lain. Oleh karenanya pemilik café skala UMKM harus berfikir matang, paling tidak bisa jadi chef merangkap cashier agar bisa bantu karyawan memberi servis pada pelanggannya sehingga cost bisa efektif dikeluarkan. (MIM)

Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.