Rehabilitasi dan Memutus Mata Rantai Pergaulan, Salah Satu Kiat Jauhi Narkoba

Rehabilitasi dan Memutus Mata Rantai Pergaulan, Salah Satu Kiat Jauhi Narkoba

Share

Keterlibatan Perwira Tinggi Polri dalam kasus narkoba menjadi trending media sosial, Jumat (14/10). Tidak menunggu lama, Presiden Joko Widodo dan Kapolri Jendral Listyo Sigit Prabowo mengambil Tindakan tegas dan berjanji mengungkap sampai ke akarnya siapa saja yang terlibat dalam kasus tersebut.

Narkoba memang menjadi hal yang sangat krusial untuk ditangani di tengah kehidupan yang semakin berat, tak jarang orang mencari pelarian. Sayangnya bukan hal positif, namun malah terjebak dalam penggunaan narkoba.

“Kalau dibilang untuk menenangkan bisa saja sih kang, namun saya dulu justru pakai narkoba untuk meningkatkan kepercayaan diri,” kata Razi (bukan nama sebenarnya) kepada  Tepas.id,  Jumat (14/10). Razi bekerja pada perusahaan multimedia. Ia sering berkeliling untuk presentasi, membedah bidang kerjanya pada klien.  Agar bisa berbicara lancar, justu ia menggunakan narkoba. “Ya pakai itu dulu kang,“ Kata Razi sambil menyebut salah satu jenis narkoba.

Hal senada disampaikan Luki (juga bukan nama sebenarnya), seorang driver taxi online. Ia mengaku dengan narkoba pekerjaannya justru dilakukan dengan luar biasa. Malah bisa disebut hampir tidak pernah capek.

Namun, keduanya mengakui bahwa efeknya justru memperburuk  rasa sosialnya ketika sedang ‘tidak make.’ Saat posisi normal justru malah jadi tidak pede ketemu orang. Kecenderungan menyediri, bingung dan gelisah itulah yang dialami baik Razi maupun Luki.  “Apalagi kalau sudah kecanduan. Pas kondisi badan ‘nagih,’ hal-hal yang gak masuk akan bisa terjadi. Bisa ngamuk, bisa meraung-raung. Pokoknya aneh-aneh aja bang,” kata Luki.

Novi, salah seorang wanita paruh baya yang keponakannya sempat berususan dengan kepolisian karena terlibat penggunaan narkotika mengatakan, saat mengurus kasus ponakannya ia sempat berdisuksi panjang dengan para penyedik. Para penyidik mengatakan pada Novi, para pengguna bisa bebas dari hukuman kurungan asal mau mengikuti rehabilitasi.

Novi juga menjelaskan bahwa ia dititipi pesan oleh petugas, bahwa memutus mata rantai komunikasi dengan lingkungan para pengguna dan pengedar harus dilakukan. Disamping itu kedekatan keluarga dengan korban pengguna harus lebih erat.

Hal senada diakui Luki. Luki juga mengatakan kalau sudah rehabilitasi korban pengguna tidak perlu dinasehati macam-macam dulu. “yang penting didekati secara personal dan lebih dilibatkan dalam kegiatan keluarga atau kegiatan teman yang positif. Kalau direwelin makin pusing bang. Aku kayak gitu,” kata Luki.

Razi pun menimpali, bahwa dengan kedetakan keluarga dan lingkungan maka kepercayaan dilri akan pulih. Razi menambahkan, ia bahkan dulu secara khusus didekati oleh lurahnya untuk aktif di Karang Taruna, sampai akhirnya ia justru sering diminta pendapat soal pemecahan masalah-masalah remaja oleh juniornya. “Katempuhan buntut maung kang, tapi seneng aja sih. Dan jadi malu. Selama ini ternyata banyak yang masalahnya lebih besar dari saya tapi gak lari ke narkoba,” pungkas Razi.

Ketiganya sepakat bahwa setelah rehabilitasi korban penyalahgunaan narkoba ini justru harus diberi kepercayaan agar percaya dirinya pulih. Kalaupun harus diawasi, lakukan dengan wajar dan bukan menjadi paranoid.

Keponakan Novi, Razi dan Luki sepakat bahwa diberi kepercayaan, diberi semangat dan disadarkan akan bahaya penggunaan narkoba akan membuat lebih percaya diri dan lebih membuka diri untuk memecahkan berbagai persoalan, serta bisa membangun keeratan baru bersama keluarga dan teman-teman yang membawa pada kegiatan positif. (MIM/PS/NIT)

Share
Gogo77
Adam77
Sonitoto
https://157.245.54.14/
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
https://mydaughtersdna.org/