Saliara (Lantana camara) sering kita jumpai tumbuh liar di alam bebas, seperti di sekitar lahan pertanian, padang rumput, lembah, lereng gunung, daerah pesisir, tanah terlantar, tepi hutan, tepi pantai, pinggir jalan maupun di kawasan hutan yang baru pulih dari kebakaran atau penebangan.
Tumbuhan ini punya banyak nama lokal. Sebut antara lain kicente, tembelekan, kembang telek, waung, kembang satek, wileran, pucengan, oblo, teterapan. Tanaman ini merupakan salah satu spesies tumbuhan berbunga dalam keluarga verbena (Verbenaceae).
Tanaman yang memiliki daun dengan aroma menyengat ini adalah tumbuhan semak. Ia memiliki sistem perakaran yang sangat kuat dengan akar tunggang utama dan alas dari banyak akar samping yang dangkal. Dapat tumbuh tegak hingga mencapai 1,8 meter.
Saliara memiliki warna bunga yang bervariasi. Bunganya kecil berbentuk payung. Bunganya dapat mekar dalam waktu yang relatif lama. Bentuk mahkota bunganya menyerupai cakram dengan diameter sekitar 5 centimeter.
Buah saliara berbentuk bulat, kecil. Buah muda berwarna hijau. Ketika tua, berwarna ungu kehitaman. Rasanya manis. Aman dikonsumsi.
Di alam bebas, mayoritas yang sering kita jumpai di negeri ini adalah saliara liar dengan bunga berwarna jingga (oranye) kombinasi kuning dan merah muda kombinasi kuning.
Sejak beberapa tahun lalu, saliara telah dibudidayakan pula di negeri ini sebagai tanaman hias, terutama jenis saliara yang berdaun kecil, dengan tinggi sekitar 30-60 centimeter. Banyak jadi penghias taman.
Di jongko-jongko penjual bunga hias, tanaman ini ditawarkan dengan harga mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 25.000 per pot. Ada juga yang menjual benihnya berupa biji kering dengan harga Rp 5.000 per plastik kecil.(JOK)

Hobi menyusun kata dan susur gua