data macau toto macau
slot mania
https://mpo-slot.pa-ruteng.go.id/
https://anti-rungkad.pa-ruteng.go.id/
rtp slot
slot88
slot ovo
slot zeus
togel kamboja
slot jepang
slot gopay
slot bonus
dewa slot
akun pro thailand
akun pro kamboja/
mpo slot
Strategi Promo Visual Wisata Harus Diubah

Strategi Promo Visual Wisata Harus Diubah

Share

Biaya yang paling besar dalam bisnis adalah pengeluaran marketing. Tidak hanya untuk bisnis produk, secara fisik, produk jasa termasuk yang memerlukan biaya besar untuk marketing.

Di masa lalu iklan media cetak dan elektronik seperti televisi dan  radio, menjadi belanja yang paling besar karena dunia maya, lengkap dengan perangkat medsosnya baru muncul di era awal tahun dua ribuan.

Memasuki dekade ke dua tahun duaribuan,  dimana setiap orang bisa menampilkan muatan audio visual pada medsos, membuat marketing beralih memanfaatkan kegandrungan warganet memuat video di tempat tempat estetis. Istilah endorsement dan product review pun, akhirnya menjadi bagian dari  strategi marketing. Untuk bisnis jasa wisata, endorsement dan product review menjadi hal yang efektif dan membuat bisnis wisata sebelum pandemi covid 19 menjadi andalan yang mendatangkan konsumen cukup banyak. Tak jarang objek wisata menjadi sangat penuh setelah review warganet menjadi sangat viral.

Hanya saja seiring dengan perjalanan waktu endorsement dan product review tidak lagi menjadi pola marketing yang ‘menggiurkan.’  Kenapa? Kejenuhan dan duplikasi konten karena banyaknya warganet yang berlomba-lomba membuat posting audio visual  menjadi tidak menarik karena kontennya cederung itu-itu saja.

Namun demikian, marketing via endorsement dan product review bukan berarti harus diganti. Biarkan saja ‘mengalir,’ karena trend memang ada pasang surutnya. Hanya saja perlu ada strategi baru promo visual di era digital ini.

Pendekatan iklan berbasis advertorial perlu dicoba. Tidak melulu harus written advetorial, visual advertorial akan lebih memberi nilai di jaman yang serba accessible  di mana pun berada, saat ini. Namun kemasannya tentu harus terkonsep sedemikian rupa, sehingga tidak sama dengan apa yang pernah dilihat pada pola endorsement atau poduct preview dan juga tidak mirip corporate profile.

Oleh karenanya konsep harus benar-benar matang, apakah berupa documentary, video naratif, atau film dengan tema dan angle yang menarik dan kekinian. Budgetnya bisa jadi sebanding dengan  kontrak iklan di televisi nasional atau minimal televisi lokal, namun dengan konsep yang berbeda dan bisa dishare pada medsos yang sedang hits saat ini, adalah keuntungan lain, karena viewer akan lebih tinggi ketimbang tayangan iklan di tv nasional atau lokal.

Promo visual objek wisata memang tidak bisa statis. Semakin kreatif promo visual dibuat, maka semakin tinggi kemungkinan tingkat kunjungan yang didapat. (MIM)

Share