Sebuah studi baru yang dirilis Kamis [9/3/2023] menemukan bahwa tikus liar dapat tertular varian COVID-19, yang mengarah ke kemungkinan penularan sekunder ke manusia.
Studi yang diterbitkan di mBio, jurnal akses terbuka dari American Society of Microbiology, menyebut bahwa 16,5% tikus liar yang terperangkap di taman kota dan dekat gedung di Brooklyn, New York, AS, selama tahap awal pandemi dinyatakan positif terkena virus COVID.
Ahli biologi mengumpulkan dan memproses sampel dari 79 tikus untuk studi virologi dan pengurutan genom dan menemukan bukti yang menghubungkan virus yang dibawa oleh tikus dengan yang ditemukan beredar pada manusia.
Para penulis penelitian mengatakan bahwa untuk menyelidiki kerentanan tikus lebih lanjut terhadap varian COVID-19, mereka melakukan studi tantangan virus dan menunjukkan bahwa varian Alpha, Delta, dan Omicron juga dapat menyebabkan infeksi pada tikus.
“Temuan kami menyoroti perlunya pemantauan lebih lanjut terhadap SARS-CoV-2 pada populasi tikus untuk potensi penularan zoonosis sekunder ke manusia,” kata Henry Wan, peneliti utama, dalam sebuah pernyataan.
“Secara keseluruhan, penelitian kami di bidang ini menunjukkan bahwa hewan dapat berperan dalam pandemi yang berdampak pada manusia, dan penting bagi kami untuk terus meningkatkan pemahaman kami sehingga kami dapat melindungi kesehatan manusia dan hewan,” kata Wan, seorang profesor dan direktur di Pusat Influenza dan Penyakit Menular di Universitas Missouri.
Para peneliti mengatakan kemungkinan kontak hewan-ke-manusia lebih tinggi di daerah perkotaan. Mereka mengatakan di New York City saja ada sekitar 8 juta tikus liar yang intens berinteraksi dengan manusia.[UPI/WAK/]

Hobi menyusun kata dan susur gua