Tanggungjawab Pengelola Wisata dan Wisatawan terhadap Kelestarian Lingkungan

Tanggungjawab Pengelola Wisata dan Wisatawan terhadap Kelestarian Lingkungan

Share

oleh Amirah Kawaii

INDUSTRI wisata menunjukkan pertumbuhan yang semakin bagus setidaknya duapuluh tahun terakhir ini. Jumlah perjalanan wisata meningkat berlipat-lipat saban tahunnya, dari yang asalnya 527 juta perjalanan di tahun 1995 menjadi 1,5 miliar di tahun 2019.

Jumlah populasi dunia yang terus bertambah dibarengi dengan membaiknya pendapatan sebagian besar masyarakat dan juga kemudahan akomodasi menjadikan banyak orang semakin mudah melakukan perjalanan dewasa ini.

Hal ini didukung pula dengan ketersediaan teknologi informasi dan komunikasi. Saat ini, orang tidak perlu antre beli tiket pesawat atau pesan kamar hotel. Lewat telepon pintar semua kebutuhan perjalanan dengan mudah dan cepat dapat dilakukan.

Memang dengan adanya pandemi Covid-19 industri wisata kini mengalami kelesuan. Tapi, diperkirakan ini cuma sementara. Tahun 2023 diprediksi industri wisata akan kembali menggeliat.

Dari aspek ekonomi, sektor wisata termasuk salah satu primadona sumber pemasukan menjanjikan. Secara global, sektor ini berkontribusi sekitar 8.9 miliar dollar AS terhadap GDP dunia.

Belum lagi dalam soal pembukaan lapangan kerja. Industri wisata banyak menciptakan banyak peluang kerja sehingga ikut mengurangi angka pengangguran secara signifikan. Tidak sedikit kota yang bergantung pada dunia wisata sebagai penopang ekonominya.

Meski mencetak banyak keuntungan, sektor wisata juga tidak lepas dari ekses negatifnya. Misalnya terkait dengan sektor lingkungan.

Jika tidak dikelola dengan baik, industri wisata dapat saja ikut memperparah degradasi lingkungan. Kemacetan, pencemaran, kelangkaan air hanyalah beberapa dampak yang bisa ditimbulkan oleh sektor wisata.

Oleh karena itu, wisata yang berwawasan lingkungan perlu sekali diaplikasikan. Ini untuk menjamin agar lingkungan tidak semakin rusak dan juga untuk menjamin agar industri wisata berkelanjutan.

Sebagai wisatawan, kita juga memiliki tanggungjawab untuk ikut membuat sektor wisata tidak membuat makin merusak lingkungan.

Apa yang perlu kita lakukan? Beberapa langkah sederhana ini mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan sebelum kita memutuskan untuk melakukan sebuah perjalanan wisata.

Pertama, pikirkan seksama destinasi yang hendak dituju. Destinasi wisata yang sedang hits atau populer biasanya menyedot banyak kunjungan wisatawan. Menuju tempat wisata hits atau populer akan menambah beban lingkungan di sekitar tempat wisata tersebut. Kemacetan dan polusi tentu tinggi. Artinya, kita ikut menambah beban lingkungan jika kita juga memutuskan pergi ke sana. Maka, pikirkan untuk mengunjungi destinasi-destinasi wisata yang tidak begitu ramai.

Kedua, pilih tempat wisata lokal. Semakin dekat semakin baik. Melakukan perjalanan wisata yang relatif jauh, selain mebutuhkan ongkos tinggi juga meningkatkan produksi sampah dan pencemaran udara. Perjalanan jauh membutuhkan akomodasi dan konsumsi. Ini berbanding lurus dengan konsumsi makanan dan BBM. Berwisata di daerah lokal, apalagi bisa dilakukan dengan jalan kaki atau bersepeda, jauh akan lebih ramah lingkungan.

Ketiga, minimalisir dampak lingkungan. Hal-hal kecil selama melakukan perjalanan bisa kita lakukan untuk meminimalisir dampak lingkungan. Contohnya, membawa tempat makanan dan tempat minuman sendiri agar tidak menghasilkan lebih banyak sampah. Memilih menggunakan transportasi umum saat berwisata ketimbang naik kendaraan pribadi juga akan sangat bermakna besar bagi lingkungan.

Keempat, lakukan riset. Sebelum mengunjungi tempat wisata, coba lakukan sedikit riset terkait tempat yang kita incar. Apakah pengelola tempat itu mempunyai concern terhadap lingkungan? Jika tempat wisata itu malah menambah beban lingkungan apalagi malah ikut merusak lingkungan, sebaiknya urungkan kunjungan ke tempat tersebut.

Kelima, menghormati nilai dan budaya lokal. Sebagai wisatawan, kita wajib menghormati dan menghargai nilai-nilai budaya lokal. Jangan sampai kedatangan kita ke sebuah tempat wisata justru menodai atau merusak nilai dan budaya lokal. Termasuk menghormati dan menghargai nilai dan budaya lokal adalah dengan jalan mengenakan busana yang pantas yang sesuai dengan kultur dan kebiasaan setempat. Tak ada salahnya, sebelum pergi ke suatu tempat, pelajari juga beberapa patah kata dan ungkapan dalam bahasa setempat.

Menjalankan bisnis wisata dan melakukan perjalanan wisata merupakan hal yang sangat berguna. Namun, keduanya perlu dilakukan dengan penuh tanggung jawab sehingga bisnis yang kita jalankan dan perjalanan yang kita lakukan tidak membuat lingkungan semakin merana. Begitu kira-kira.

___

Share

One thought on “Tanggungjawab Pengelola Wisata dan Wisatawan terhadap Kelestarian Lingkungan

  1. Saya sarankan pengelola pariwisata untuk memiliki POT KOMPOSTER trifungsi: nanam , ngompos, dekorasi halaman. Videonya bisa di lihat di YouTube berjudul BUANG SAMPAH DAPUR TAPI TANPA BAU SAMA SEKALI.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Gogo77
Adam77
Sonitoto
https://157.245.54.14/
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
https://mydaughtersdna.org/