Temuan Piramida di Bawah Perairan Bermuda Tahun 2017,  Masih Jadi Perdebatan sampai Akhir Tahun 2022.

Temuan Piramida di Bawah Perairan Bermuda Tahun 2017,  Masih Jadi Perdebatan sampai Akhir Tahun 2022.

Share

Penemuan piramida di kedalaman 2000 meter di bawah perairan Segitiga Bermuda yang terjadi pada tahun 2017 lalu kembali mengemuka setelah sejumlah teori dikemukakan atas temuan tersebut.

Tahun 2017 lalu, ahli kelautan Dr Meyer Verlag, dengan sonarnya menemukan piramida yang diperkirakan terbuat dari material sejenis kaca. Namun dengan bantuan peralatan canggih lainnya, bangunan piramida besar tersebut diduga terbuat dari batu kristal.

Bangunan piramida itu disebut tiga kali lebih besar daripada  Piramida Giza di Mesir. Setelah temuan tersebut Dr Verlag berpendapat perlu diadakan penelitian lanjutan untuk menggali informasi seputar piramida tersebut dan mencari keterkaitan antara piramida dan seringnya kapal laut atau pesawat yang melintas di kawasan tersebut, menghilang secara misterius.

Sejumlah ahli dari Eropa baru-baru ini mengemukakan teori bahwa  piramida tersebut  diduga dibangun di atas daratan. Hanya saja rangkaian gempa besar di masa lalu telah menenggelamkan daratan tersebut ke dasar lautan.

Para peneliti tersebut juga menyimpulkan bahwa piramida tersebut adalah salah satu sudut keramaian Atlantis, sebuah negeri yang hilang selepas bencana yang sangat dasyat.

Para peneliti dari Eropa tersebut bahkan berteori bahwa kristal adalah salah satu material yang bisa memproduksi dan mendistribusikan energi. Bekerja seperti pada kapasitor elektrik, maka semakin besar sebuah kristal akan semakin besar pula energi yang ditimbulkan. Itulah sebabnya pesawat atau kapal laut yang melintas di kawasan Segitiga Bermuda akan tenggelam .

Masyarakat sendiri sampai saat ini banyak yang tidak percaya akan temuan Dr Meyer tersebut, terlebih sampai akhir 2022 lalu para peneliti kelautan yang berkeinginan mendokumentasikan piramida itu masih terbentur biaya yang tinggi, karena sulitnya mencapai ke kedalaman 2000 meter di bawah Segitiga Bermuda, karena medan dan cuacanya yang sangat berbahaya, meski dengan alat tanpa awak. (MIM/EyeWitnessNews)

Share
Gogo77
Adam77
Sonitoto
https://157.245.54.14/
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
https://mydaughtersdna.org/