Sekelompok peneliti asal Inggris dan Indonesia mempelajari suara bawah laut yang dihasilkan oleh terumbu karang untuk memastikan kondisi kesehatan mereka.
Tim peneliti mendengarkan rekaman suara bawah laut yang diambil dari pulau-pulau di Indonesia bagian tengah untuk diteliti.
Mereka menemukan terumbu karang membuat banyak suara dan penuh dengan kehidupan hewan dan tumbuhan.
Hasil penelitian mereka telah dipublikasikan di jurnal Ecological Indicators.
Para peneliti menggunakan ratusan rekaman suara dan melatih program komputer untuk melacak kesehatan terumbu karang dengan cara mendengarkannya.
Terumbu karang yang sehat memiliki suara seperti “api unggun” yang kompleks. Itu karena keberadaan makhluk hidup di dan di dalamnya. Ben Williams, pemimpin utama penelitian, mengatakan karang yang tidak sehat tidak mengeluarkan bunyi.
Dalam penelitian ini, para peneliti memanfatkan sistem kecerdasan buatan (AI) untuk mengumpulkan data seperti frekuensi dan kenyaringan suara dalam rekaman. Dari informasi yang dikumpulkan, sistem AI dapat mengetahui apakah terumbu karang itu sehat atau tidak sehat.
Para ilmuwan berharap sistem AI akan membantu kelompok konservasi di seluruh dunia melacak kesehatan terumbu karang.
Para peneliti juga berharap untuk mengumpulkan rekaman bawah laut dari terumbu karang yang ada di Australia, Meksiko dan Kepulauan Virgin, untuk membantu memantau kemajuan proyek untuk rehabilitasi terumbu karang.
Para ilmuwan mengatakan terumbu karang kian rusak oleh emisi gas karbon. Jaringan Pemantau Terumbu Karang Global, sebuah kelompok yang didukung oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengatakan 14 persen terumbu karang di seluruh dunia telah hilang antara 2009 dan 2018.
Terumbu karang menutupi kurang dari 1 persen dasar laut. Tetapi mereka menopang lebih dari 25 persen kehidupan laut, dan sangat penting bagi industri perikanan.(RTR/VOA/WAK)
Hobi menyusun kata dan susur gua
