Tiongkok Ingin Jadi Juru Damai Konflik Ukraina, untuk Apa?

Tiongkok Ingin Jadi Juru Damai Konflik Ukraina, untuk Apa?

Share

Presiden Tiongkok, Xi Jinping, menyatakan akan mengirim perwakilan ke Ukraina untuk membahas kemungkinan “penyelesaian politik” dalam perang Rusia dengan Ukraina.

Xi baru-baru ini mengatakan kepada Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, melalui panggilan telepon, bahwa mantan duta besar Tiongkok untuk Rusia akan mengunjungi Ukraina dan beberapa negara lain untuk mengadakan pembicaraan. Namun, Beijing tidak mengatakan apakah perwakilannya berencana mengunjungi Moskow.

Panggilan telepon antara Xi dan Zelenskyy berlangsung setelah Beijing mengatakan ingin menjadi negosiator dalam konflik Rusia-Ukraina, yang telah berlangsung lebih dari satu tahun ini.

Mengapa ini penting?
Tiongkok saat ini adalah negara besar satu-satunya yang memiliki hubungan persahabatan dengan Rusia. Tiongkok juga memiliki pengaruh ekonomi karena merupakan pembeli terbesar minyak dan gas Rusia. Amerika Serikat dan sekutunya sebagian besar telah berhenti membeli minyak dan gas dari Rusia.

Tiongkok melihat Rusia sebagai mitra diplomatik dalam menentang pengaruh Amerika dalam hubungan internasional. Pejabat Tiongkok telah menghindari kritik atas invasi Rusia ke Ukraina. Tiongkok juga menggunakan posisinya sebagai salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB untuk membatasi serangan diplomatik terhadap Rusia.

Zelenskyy mengatakan dia menyambut tawaran Tiongkok untuk menengahi kemungkinan penyelesaian konflik.

Mengapa Tiongkok melakukan ini?
Pemerintah Xi telah berusaha untuk lebih terlibat dalam diplomasi dunia. Langkah itu dilihat sebagai bagian dari kampanye Tiongkok untuk mengembalikan negara itu ke apa yang dilihat oleh Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa sebagai posisi yang sah sebagai pemimpin politik dan ekonomi internasional.

Upaya semacam itu berbeda dari masa lalu, ketika Tiongkok kebanyakan menghindari keterlibatan dalam konflik negara lain dan hubungan internasional. Saat itu, Beijing lebih berpusat pada pembangunan ekonominya sendiri.

Salah satu contoh baru-baru ini terjadi pada bulan Maret lalu, ketika Arab Saudi dan Iran mengumumkan kesepakatan setelah negosiasi yang dipimpin oleh Tiongkok. Arab Saudi dan Iran mengatakan mereka akan membuka kembali kedutaan di ibu kota masing-masing setelah jeda tujuh tahun.

Dan minggu lalu, Menteri Luar Negeri Tiongkok, Qin Gang, mengatakan kepada pejabat Israel dan Palestina bahwa negaranya siap membantu merundingkan pembicaraan damai.

Menegosiasikan kesepakatan antara Ukraina dan Rusia juga akan meningkatkan kehadiran Tiongkok di Eropa Timur, di mana Tiongkok telah mencoba membangun hubungan dengan pemerintah lain. Upaya tersebut telah menimbulkan kritik dari beberapa pejabat Eropa bahwa Tiongkok sedang mencoba untuk mendapatkan pengaruh atas Uni Eropa.

Kimberly Marten, profesor ilmu politik di Barnard College Universitas Columbia, di New York City, mengatakan kepada The Associated Press bahwa dia tidak tahu apakah Tiongkok akan berhasil dalam upaya perdamaian untuk perang di Ukraina.

“Saya sulit percaya bahwa Tiongkok dapat bertindak sebagai juru damai,” kata Marten. Pasalnya, dia menambahkan, Beijing “terlalu dekat dengan Rusia.”

Bagaimana hubungan Tiongkok saat ini dengan Rusia?
Xi dan Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengeluarkan pernyataan bersama menjelang invasi Rusia, Februari 2022, yang mengatakan pemerintah mereka memiliki “persahabatan tanpa batas”.

Tiongkok telah berusaha tampil netral tetapi mendukung Rusia dalam mempertahankan invasi ke Ukraina. Xi menerima sambutan hangat dari Putin selama kunjungan ke Moskow pada bulan Maret silam. Menteri pertahanan Tiongkok mengunjungi Rusia bulan ini.

Tiongkok telah meningkatkan pembelian minyak dan gas Rusia untuk ekonominya yang butuh banyak energi.

Marten mengatakan dia melihat kontak langsung Tiongkok-Ukraina sebagai cara di mana “Tiongkok mengambil setidaknya satu langkah menjauh dari Rusia.”

Bagaimana hubungan Tiongkok dengan Ukraina?
Pada tahun 2021, Ukraina mengumumkan rencana perusahaan Tiongkok untuk membangun infrastruktur yang terkait dengan perdagangan.

Pernyataan resmi Ukraina yang dikeluarkan setelah telepon Xi dengan Zelenskyy mencatat bahwa sebelum invasi Rusia, Tiongkok adalah mitra dagang nomor satu Ukraina. Pernyataan itu mengatakan pembicaraan antara kedua pemimpin “akan memberikan dorongan yang kuat untuk kembali menjaga dan mengembangkan” hubungan tersebut.

Menteri luar negeri Tiongkok berjanji awal bulan ini bahwa Beijing tidak akan memberikan senjata ke kedua pihak. Janji ini melegakan Ukraina, yang telah menerima tank, roket, dan peralatan militer lainnya dari AS dan negara-negara Uni Eropa.

Pernyataan Duta Besar Tiongkok untuk Prancis baru-baru ini sempat memicu kritik keras di Eropa dengan mengatakan bahwa bekas Republik Soviet — sebuah kelompok negara, yang juga mencakup Ukraina — mungkin bukan negara berdaulat. Pernyataan itu mendukung komentar Putin tentang kedaulatan Ukraina.

Tetapi, Tiongkok kemudian menyampaikan kepada negara-negara bekas Soviet bahwa mereka menghormati kedaulatan mereka dan mengatakan bahwa komentar duta besar tersebut adalah pendapat pribadi, bukan kebijakan resmi negara.[AP/VOA]

Share
Gogo77
Adam77
Sonitoto
https://157.245.54.14/
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
Kaki777
https://mydaughtersdna.org/