Pada peringatan Hari Kebebasan Pers Internasioal ke 30 yang diperingati setiap 3 Mei, Unesco menggaris bawahi soal HAM sebagai tema. Tajuk yang dipilih Unesco adalah “Kebebasan Berekspresi Sebagai Pendorong Hak Asasi Manusia Lainnya.”
Dengan tema tersebut, Unesco berharap kebebasan pers dapat menjadi trigger semakin berkembangnya kesadaran akan hak asasi manusia.
Dalam laman resmi badan dunia di bawah PBB yang mengurusi bidang pendidikan dan kebudayaan tersebut, menyatakan bahwa peringatan Hari Kebebasan Pers Dunia ini akan diperingati secara khusus bertempat di Markas Besar PBB pada tanggal 2 Mei (Selasa malam WIB).
“Mitra dari media, akademisi, dan masyarakat sipil diundang untuk menyelenggarakan acara di New York dan di seluruh dunia dengan tema tersbut,” tulis pernyataan yang diterbitkan Senin (01/05) tersebut.
“Selama 30 tahun terakhir, perayaan Hari Kebebasan Pers Dunia telah membawa kita dalam sebuah perjalanan, memberikan keunggulan pada hak kebebasan berekspresi dan menekankan berbagai aspek pentingnya kebebasan pers. Namun, dalam menghadapi berbagai krisis, kebebasan media, keselamatan jurnalis, dan kebebasan berekspresi, serta hak asasi manusia lainnya justru banyak diserang,” lanjut pernyataan tersebut.
Menyadari hal tersebut Unesco berharap, Hari Kebebasan Pers Dunia kali ini menjadi momentum untuk memfokuskan dan menegaskan kembali kebebasan berekspresi sebagai prasyarat yang diperlukan untuk mencapai pemenuhan atas hak asasi manusia basgi seluruh warga dunia, khususnya insan pers. (MIM/Foto Dok Unesco)

Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.