Wajib Coba Empat Kudapan Tradisional, Saat Anda di Wilayah Bandung Timur

Wajib Coba Empat Kudapan Tradisional, Saat Anda di Wilayah Bandung Timur

Share

Berlibur ke Bandung bisa lebih dari sekedar mengunjungi suatu tempat wisata. Disamping alam sekitar Bandung yang memang sudah dari sananya indah,  wisatawan juga dapat mencicipi kuliner khas Bandung, yang kadang sulit ditiru untuk dibuat di tempat lain.

Wisatawan, terutama yang berasal dari luar Jawa Barat, belum banyak mengetahui kekayaan kuliner tradisional Bandung yang dapat memanjakkan lidah. Tahu Sumedang, Ubi Cilembu, Opak Linggar, dan Burayot adalah beberapa kudapan/cemilan kuliner tradisional Bandung Timur yang paling terkenal.

Empat cemilan tadi bisa jadi referensi untuk Anda coba saat berkunjung ke Bandung Timur, utamanya mulai dari daerah Cinunuk hingga Nagreg. Di sana  Anda akan sangat mudah menjumpai cemilan tersebut. Cemilan ini biasa dijajakan di kios-kios di pinggir jalan, jadi Anda gak perlu muter-muter mencarinya. Sambil lalu saat berkendara dari Cibiru menuju Tasikmalaya, Anda bisa saksikan para penjualan cemilan tersbut di kanan-kiri jalan.

Tahu Sumedang

Wisatawan dapat menjumpai tahu Sumedang di sepanjang JL. Raya Cileunyi – Rancaekek, Kabupaten Bandung. Jalan ini dikenal sebagai surganya kuliner tahu Sumedang, saking banyaknya pedagang yang berjualan di kios pinggir jalan.

Dalam satu porsi, wisatawan disajikan 15 potong tahu Sumedang dengan cabai rawit. Saat wisatawan menyantap tahu Sumedang dalam keadaan hangat, akan terasa tekstur luar tahu yang renyah, dipadukan dengan rasa gurih dan asin yang seimbang. Pokoknya terasa luar biasa.

Harga tahu Sumedang bervariasi tergantung berapa porsi yang dipesan. Untuk pelanggan memesan 15 buah seharga Rp. 10.000, 30 buah seharga Rp. 20.000, 45 buah seharga Rp. 30.000, dan 60 buah seharga Rp. 40.000. Rata-rata mereka menerapkan harga yang sama, jadi Anda gak usah pilih-pilih di mana mau belinya. Mereka mulai berjualan antara pukul 09.00 WIB hingga 22.00 WIB.

Ubi Cilembu

Ubi Cilembu adalah makanan tradisional Urang Sunda yang rasanya manis. Kudapan ini berasal dari Desa Cilembu, di Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Ubi Cilembu juga dapat ditemukan di kecamatan Cileunyi Kabupaten Bandung. Terdapat banyak penjual ubi di sepanjang Jl.Raya Cileunyi yang siap memanjakan perut Anda.

Satu kilogram ubi Cilembu yang sudah dioven dihargai Rp. 25.000. Wisatawan juga dapat membeli ubi Cilembu mentah, dengan kisaran harga Rp. 17.000 s.d. 23.000 per kilogram.

Rasa ubi Cilembu berbeda dengan ubi jalar lainnya. Karena mengandung gula cair yang mirip dengan karamel, rasa daging ubi Cilembu sangat manis dan legit saat dimakan. Saat ubi jalar dimasak, cairan lezat terbentuk di antara kulit dan dagingnya. Tekstur ubi cilembu yang sudah matang sangat manis, dan lembut saat digigit.

Kulit pada daging ubi jalar mudah dikupas dan dipotong walau menggunakan tangan, karena saking lembutnya. Biasanya penjual menggelar dagangannya dari pukul 09.00 hingga 21.00. Lokasi lain yang banyak penjual ubi Cilembu, selain Cileunyi adalah Nagreg.

Opak Linggar

Wisatawan ‘wajib’ berhenti sejenak, untuk mampir jika sedang menuju atau melintas di wilayah Bandung Timur, tepatnya di Jl.Raya Rancaekek -Nagreg. Sepanjang jalan ramai dengan kios-kios yang menjual berbagai jajanan tradisional, salah satunya opak Linggar yang merupakan salah satu kudapan yang patut dicoba.

Opak Linggar adalah makanan populer di Desa Linggar, Kecamatan Rancaekek. Komponen utama dalam opak Linggar ini adalah beras ketan, yang diolah dengan cara dibakar. Beberapa varian rasa seperti original, asin, barbeque, merah manis, dan jetruk kelapa melengkapi khasanah rasa opak Linggar.

Untuk mendapatkan kudapan ini, satu bungkus opak Linggar isi 50 buah dibanderol seharga Rp. 30.000. Harga kaleng isi 200 buah adalah Rp. 180.000. Setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 21.00, pedagang opak linggar menjajakan kudapan ini, di pinggir jalan utama Rancaekek.

Burayot

Burayot adalah jajanan khas Sunda dari daerah Garut, Jawa Barat. Bisa dikatakan penganan ini sebenarnya kue karamel khas Garut, karena salah satu bahan pembuatannya yang dominan adalah gula merah. Kue burayot secara eksklusif ditawarkan pada pesta perayaan atau doa syukur tradisi Garut tempo dulu.

Seiring berjalannya waktu, banyak orang mulai menjual makanan ini dalam kondisi apapun, di luar perayaan tradisional masyarakat Garut. Burayot juga dapat ditemukan di Kecamatan Cinunuk Kabupaten Bandung, selain Garut. Warga Cinunuk dan sekitarnya sudah cukup lama menggemari jajanan berasa manis ini.

Cita rasa kue burayot ini lebih menonjol rasa manisnya yang otentik serupa karamel. Makan kue burayot jauh lebih nikmat jika ditemani secangkir kopi yang mengepul. Kudapan klasik ini pasti akan membuat penikmatnya merasa lebih kenyang sambil menyeruput kopi.

Di era ini, burayot sudah berupa kemasan dalam penjualannya. Dengan harga Rp 25.000, wisatawan dapat mencicipi burayot dengan isi 17 buah. Sedikitnya 10  burayot dijual seharga Rp. 15.000. Penjual burayot buka dari pukul 09.00 hingga hingga pukul 21.00. (NAN)

Share

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *