Mencari informasi objek wisata yang detil di Indonesia, melalui web, berdasarkan penelusuran kami selama 2020 sampai pertengahan 2021 ini, bisa dikatakan cukup sulit. Ulasan terbanyak soal objek wisata bukanlah dari sumber utama objek wisata karena masih banyak yang belum memiliki website.
Kalaupun ada, hanya objek wisata yang besar saja, yang umumnya memiliki website. Itupun, masih belum informatif dan cenderung hanya memberikan gambaran umum tempat wisatanya dan belum menyentuh sisi-sisi menarik di sekitarnya.
Dari sisi tampilan, boleh lah. Hanya saja, sepertinya sayang banget kalau web yang tongkrongannya keren, tapi isinya tidak mengundang rasa penasaran wisatawan untuk datang ke lokasi, karena penjelasannya yang terlalu umum.
Objek wisata perlu memiliki konten yang tidak hanya soal isi tempat wisata, tapi sisi-sisi menarik lainnya terlepas dari soal wahana yang ada di lokasi. Souvenir yang banyak dijual di sekitar objek wisata, warung-warung cemilan apa saja yang bisa ditemui di sekitar lokasi (di luar objek wisata), akan menjadi guide bagi wisatawan bila ingin mencoba hal-hal lain di luar objek wisata, namun masih di sekitar lokasi.
Wisatawan juga perlu informasi jarak tempuh dari kota menuju lokasi wisata di pinggiran kota. Yang sering menjadi jebakan betmen adalah, sulitnya transportasi umum saat pulang dari tempat wisata, seperti yang tepas.id saksikan saat berada di Pantai Indrayanti, Gunung Kidul, DIY, karena terbatasnya info dan tidak adanya website soal wisata tersebut, sehingga kami baru tahu bila sudah sore dari sana, sangat sulit mendapat transportasi online.
Dari dua sample itu saja, bisa kami sampaikan konten apapun yang berhubungan dengan target pasar wisatawan Anda, bisa dijadikan konten. Apalagi konten yang sifatnya menjadi guide lengkap apa dan bagaimana saat berkunjung ke objek wisata yang Anda Kelola.
Dengan mengetahui bahwa segala yang dibutuhkan wisatawan bisa jadi konten yang menarik, maka website Anda tidak akan kehabisan konten, karena setiap harinya bisa memuat tips dan juga info apapun yang dibutuhkan wisatawan.
Konten yang isinya kaku dan cenderung self centered, tidak akan membuat wisatawan mengunjungi website Anda karena kalau soal reservasi, soal wahana, itu kan sudah jadi hal yang biasa bukan? Tapi kalau ada infokan bahwa 10 meter dari objek wisata Anda ada warung kopi sederhana tapi enak banget, dijamin deh klik ke website Anda akan meningkat dan kemitraan justru akan lebih berkembang.
Oleh karenanya, mulai saat ini pengelola objek wisata harus lebih kreatif menggali konten yang bisa jadi daya tarik pengunjung baik ke webnya maupun ke objek wisatanya. Yang belum punya web, bikin dong. Masak gak bikin. (MIM)

Broadcaster radio senior, pecinta musik, fotografi dan trekking.